Ardhi Morsse Putra Sriwijaya

Putra Melayu Sriwijaya Berjuang Untuk Nusantara...!!!

Mutiara Hikmah

Ilmu Sebagai Syarat Sahnya Ucapan dan Perbuatan
Ilmu merupakan syarat sahnya ucapan dan perbuatan, karena ilmu memperbaiki niat dan amal. “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan ampunlah atas dosamu dan atas dosa orang mukmin dan mukminat…” (QS. Muhammad: 19). Dalam ayat ini ada perintah mendahulukan ilmu, yaitu kata “ketahuilah” daripada perintah memohon ampun. (Imam al-Bukhari)

Ilmu Untuk Diamalkan

Setelah saya memperhatikan, hanya sedikit para ulama dan kalangan terpelajar yang mempunyai kesungguhan. Di antara tanda kesungguhan adalah mencari ilmu untuk beramal, sementara kebanyakan dari mereka menjadikan ilmu hanyalah sebagai alat untuk mencari pekerjaan dan mengejar kedudukan. Mereka berbondong-bondong mencari ilmu agar diangkat menjadi hakim atau hanya ingin membuat dirinya sekadar berbeda dari orang lain dan merasa cukup dengan hal itu. (Imam Ibnu al-Jauzy).

Ilmu yang Bermanfaat

Marilah kita memohon kepada Allah ilmu yang bermanfaat untuk kita, karena itulah sumber pengetahuan yang baik. Tatkala kita memiliki ilmu yang berguna, kita pasti mengenal Allah dengan cara yang benar dan kita akan tergerak untuk bekerja sesuai dengan syariat-syariat-Nya dan dengan cara yang diridhai-Nya. Kita pun akan senantiasa dituntun kepada jalan keikhlasan. Asal-muasal segala sesuatu adalah ilmu, dan ilmu yang paling bermanfaat adalah melihat/ membaca perjalanan hidup Rasulullah dan para sahabatnya. Allah berfirman, “Mereka adalah orang-orang yang Allah beri petunjuk, maka ikutilah jejak hidayah mereka.” (QS. al-An’am [6]: 90). (Imam Ibnu al-Jauzy)

Instrospeksi Diri

Kekurangan dan kelebihan seseorang akan tampak jika kita terus-menerus menginstropeksi diri. (Imam Ibnu al-Jauzy)
Imam Ibnul Qayyim pernah membahas firman Allah Swt. yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa melihat apa yang ia lakukan untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan.” (QS. Al-Hasyr: 18). Imam Ibnul Qayyim mengatakan, bahwa perintah Allah dalam ayat tersebut mengandung anjuran kepada setiap orang untuk dua hal. Pertama, mengevaluasi diri masing-masing. Dan kedua, melihat dan menghitung apakah perbekalan yang telah ia persiapkan di dunia sudah cukup saat ia bertemu dengan Allah atau belum.

Jangan Berputus Asa

Janganlah berputus asa karena ia bukan akhlak kaum muslimin. Hakikat hari ini adalah impian hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan hari esok. Kesempatan masih luas dan unsur-unsur kebaikan masih kuat dan besar dalam jiwa kalian yang mukmin, meskipun tertutupi oleh berbagai fenomena kerusakan. Yang lemah tidak selamanya lemah, dan yang kuat tidak selamanya menjadi kuat. (Imam Hasan al-Banna)

Jiwa yang Senantiasa Sadar dan Waspada

Andaikata jiwa terus sadar dan waspada, maka ia akan terus melakukan yang terbaik. Jika tidak, maka ia akan terjebak pada perasaan bangga, ketakaburan, dan sikap meremehkan orang-orang lain. Akhirnya, ia akan berkata, “Aku telah memiliki segalanya, aku berhak untuk berbuat apa saja!” Orang seperti itu akan membiarkan hawa nafsunya terjun ke dalam dosa-dosanya. Padahal, kalau saja ia berdiri di pantai kerendahan hati dan jiwa pengabdian pada Allah, akan selamatlah ia. (Imam Ibnu al-Jauzy).

Kebijaksanaan Orang-Orang Bijak

Di antara kebijaksanaan orang yang bijak, hendaknya ia memberi keleluasaan hukum kepada temannya, sedang untuk dirinya memilih hukum yang sempit. Sebab, keleluasaan bagi mereka sebagai bentuk penyertaan ilmu. Sedangkan penyempitan untuk dirinya sendiri sebagai aturan wara’. (Imam Ruwaym bin Ahmad)

Kendala yang Dihadapi Orang yang Menuju Allah

Kendala pertama yang dihadapi oleh orang yang menuju Allah adalah kendala ilmu (Imam al-Ghazali)

Keberanian

Keberanian yang terpuji adalah didasari ilmu dan perhitungan, bukan tatawwur (nekat dan ngawur). Karena itu, orang yang kuat dan perkasa adalah orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah hingga dapat melakukan yang mengandung kemaslahatan dan meninggalkan yang tidak mengandung maslahat. Sedangkan orang yang emosional bukanlah pemberani dan juga bukan orang kuat. (Imam Ibnu Taimiyah)
 
Kemenangan

Sesungguhnya sebuah pemikiran (fikrah) akan menang bila keimanan padanya kuat, keikhlasan untuk memperjuangkannya terpenuhi, semangat untuk menegakkannya bertambah, dan kesiapan untuk berkorban dan beramal untuk merealisasikannya selalu tersedia. (Imam Hasan al-Banna)

Kekuatan Niat dan Motivasi

Jika seseorang datang ke sebuah majelis, hendaknya ia hadir bukan karena lapar, tetapi atas niat dan motivasi yang baik dan harus melupakan niatan-niatan duniawi. Saat itulah hatinya dapat menerima nasehat-nasehat, sehingga ia sadar atas apa yang pernah diperbuatnya dan tertarik untuk melakukan apa yang diketahuinya baik. Ia akan bangkit di atas perahu makrifat-nya. Saat itulah hati mulai sadar atas perbuatan-perbuatan buruk yang pernah dilakukannya, sehingga ia menyesal dan keingintahuannya semakin bertambah besar. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Akibat Suka Berbohong

Kebohongan berawal dari jiwa, lalu merembet pada lisan dan merusak perkataan. Kemudian merembet pada anggota badan dan merusak segala perbuatan. Dan akhirnya kebohongan itu menyelimuti perkataan, perbuatan, dan segala keadaan. (Imam Ibnul Qayyim)

Akibat Cinta Dunia

Sesungguhnya dunia ini hanyalah untuk dilalui dan bukan untuk diramaikan. Hal itu tentunya telah Anda ketahui dan pahami. Apa yang dicapai oleh orang-orang yang sangat cinta dunia hanyalah akan menyakitkan badan dan merusak agamanya. Jika Anda tahu akan hal itu, kemudian Anda meratapi hilangnya sesuatu yang tidak sepatutnya Anda miliki, maka kesedihan itu akan menyiksa Anda, karena kelak Anda akan mengetahui maslahat di balik kehilangan itu. Bersabarlah menerima kesedihan itu sebagai balasan kini, agar Anda selamat dari siksa yang datang kemudian. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Al-Quran adalah Kalamullah

Al-Quran adalah kalamulah, barangsiapa mengatakan bahwa al-Quran adalah makhluk maka dia telah kafir. (Imam Syafi’i)
Al-Quran adalah kalam Allah, bukan makhluk, sedangkan perbuatan manusia adalah makhluk dan fitnah merupakan bid’ah. (Imam Bukhari)

Berpikir Mendalam

Barangsiapa berpikir mendalam dan seksama tentang akhir kehidupan, ia akan senantiasa waspada. Barangsiapa yang yakin akan betapa panjangnya jalan yang akan ditempuh, maka ia akan menyiapkan bekal sebaik-baiknya. Alangkah anehnya manusia yang yakin akan sesuatu, namun ia melupakannya dan betapa anehnya mereka yang mengetahui bahaya sesuatu, namun ia juga menutup mata! (Imam Ibnu al-Jauzy)

Berpijak pada as-Sunnah

Jika kalian dapati dalam kitabku sesuatu yang menyelisihi Sunnah Rasulullah Saw. maka ambillah sunnah Rasulullah dan tinggalkan ucapanku. (Imam Syafi’i)

Berjuang Melawan Hawa Nafsu

Sesungguhnya, apa yang disebut berjuang melawan hawa nafsu adalah laksana berjuangnya orang sakit yang cerdik. Ia bersabar untuk meminum obat meskipun enggan, karena berharap dirinya sehat. Ia mau berpahit-pahit dan memakan makanan yang sesuai dengan anjuran dokter dan tidak menuruti hawa nafsunya untuk mengkonsumsi apapun yang akan membuatnya menyesal, karena akan tidak diperbolehkan makan selamanya. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Berinteraksi dengan al-Quran

Kenikmatan hidup di bawah naungan al-Quran tak bisa dirasakan kecuali oleh orang yang langsung menjalaninya. (asy-Syahid Sayyid Quthb)
Bekerja
Ketahuilah, keseriusan kita dalam mencari harta akan senantiasa memacu semangat, melapangkan hati, dan memotong seluruh alur keberuntungan kita pada sesama makhluk. Tiada lain hal itu disebabkan jiwa yang memiliki tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi. Syariat menggambarkan bahwa jiwa Anda memiliki hak atas Anda dan pada mata Anda pun ada hak untuk Anda. Perumpamaan perilaku orang-orang yang menempuh kehidupan tanpa harta adalah laksana anjing yang tak pernah tahu siapa yang datang ke rumah mengetuk pintu. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Berlebihan Mencintai Wanita

Bagi saya, tak ada yang lebih cepat merusak daripada mabuk akan wanita. Oleh karena setiap kali manusia condong kepada hal-hal yang cantik, elok dan menggiurkan, maka gelegak syahwatnya melonjak melebihi batas yang wajar. Ketika itulah seseorang rawan kehilangan kendali dalam dirinya. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Dosa yang Tersembunyi Akan Terlihat Juga

Betapa banyak manusia yang menyembunyikan apa yang tidak Allah ridhai, lalu Dia membongkarnya setelah beberapa lama. Barangkali mereka terperangkap dalam sebuah bencana yang membuat apa yang tersembunyi selama ini menjadi tersingkap di mata manusia. Semua yang terjadi seolah menjadi jawaban terhadap semua dosa yang selama ini pernah mereka lakukan. Manusia harus sadar bahwa ada Zat Yang Maha Membalas perbuatan dosa. Manusia pun harus sadar bahwa tiada berguna dinding yang ia jadikan benteng untuk bersembunyi. Ia pun harus tahu bahwa amal-amalnya tak akan sirna begitu saja laksana debu yang ditiup angin. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Hakikat Kehidupan

Pada hakikatnya waktu yang dimiliki manusia adalah usianya dan modal dasar untuk kehidupannya yang abadi di surga yang kekal, atau modal dasar untuk kehidupannya yang sempit di dalam siksaan yang pedih. Waktu itu berlalu seperti berlalunya awan. Siapa yang menggunakan waktunya untuk menaati Allah dan melaksanakan aturan-Nya, maka itulah kehidupan dan umurnya; selain itu tidak dianggap sebagai kehidupannya. Sebaliknya, siapa yang hidup dalam waktunya seperti gaya hidup binatang ternak, menggunakan waktu dalam kelengahan, kelalaian, dan angan-angan kosong, atau sebaik-baik pemanfaatan waktunya adalah untuk tidur dan menganggur, maka kematiannya lebih baik daripada hidupnya. (Imam Ibnul Qayyim)

Hikmah Dibalik Hal-Hal yang Haram

Hal-hal yang haram memang tampak begitu manis. Akan tetapi, di balik itu semua ada celaka yang berujung pada siksaan dan hinaan di dunia dan akhirat. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Hikmah Dibalik Musibah

Siapa yang ditimpa musibah, kemudian berusaha untuk menyingkirkannya, hendaklah ia membayangkan kembali apa arti semua itu. Bayangkanlah pahalanya dan kemungkinan diturunkannya bencana yang lebih besar. Orang seperti itu akan merasakan keuntungan dari cara pandang yang demikian. Hendaknya ia membayangkan bahwa cobaan itu akan segera hilang. Sebab, jika bukan karena besarnya cobaan, tak akan ada rasa senang dan tenang. Hendaklah ia sadar bahwa cobaan yang ia alami saat ini adalah laksana tamu yang hanya melepas kebutuhannya yang datang setiap saat. Alangkah cepatnya tamu itu berlalu. Betapa indahnya pujian-pujian yang dilantunkan di tengah-tengah pesta-pesta. Betapa terpujinya sang tuan rumah atas kedermawanannya.
Demikian pula, seorang mukmin yang ditimpa kesulitan hendaknya memperhatikan waktu, mengawasi kondisi jiwa, menjaga anggota badan, agar jangan sampai terucap dari lisan kita suatu kalimat yang tak pantas atau timbul dari dalam hati ini rasa dengki. Jika demikian halnya, maka tampaklah baginya fajar yang menyingsing menghadirkan pahala dan berlalulah malam yang mengusung bala. Tatkala matahari pahala menyingsing, ia telah sampai pada tujuan dengan selamat, melewati segala bencana dengan penuh kesabaran. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Sifat Malas dan Mudah Bosan

Hindarilah olehmu sifat malas dan musah bosan, karena keduanya merupakan sumber dari segala kejahatan. Sebab apabila kamu malas, maka kamu tidak akan tabah dalam menegakkan kebenaran. (Imam Muhammad al-Baqir).

Selaras Antara Perbuatan dan Ucapan
Apabila Allah swt. menganugerahkan rezeki kepada Anda dengan ucapan dan perbuatan, Allah Swt. akan menghilangkan ucapan, dan melestarikan perbuatan. Sebab yang demikian merupakan nikmat. Namun apabila Allah swt. melestarikan ucapan dan menghilangkan perbuatan, itulah musibah. Apabila kedua duanya dihilangkan, itulah penderitaan. (Imam Ruwaym bin Ahmad)

Terlalu Banyak Makan
Mereka yang terlalu banyak makan biasanya akan banyak melakukan hal-hal yang menyimpang. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Setiap Perbuatan akan Kembali pada Diri Kita

Andaikata nafsu bisa lepas dari rayuan syahwat, maka saya yakin ia bisa taat kepada Allah Tuhannya. Andaikata ia benar-benar mencintai-Nya, sirnalah keterasingannya dari manusia saat ia sibuk dengan Tuhannya. Oleh karenanya, banyak orang zuhud yang melakukan pengasingan dan khalwat dan sibuk menghancurkan segala dinding yang menghalanginya menuju Allah. Sebesar itu usaha mereka, sebesar itu pulalah hasil yang dicapainya. Hal itu ibarat mereka mengetam sesuatu yang sepadan dengan apa yang disemainya dahulu. (Imam Ibnu al-Jauzy).

Penyesalan

Wahai putra Adam, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau memadukan dua hal, yaitu sakaratul maut dan penyesalan terhadap kesempatan yang terlewatkan. (Imam Hasan al-Bashri)

Penyantun
Bersikaplah penyantun, sesungguhnya bersikap penyantun merupakan bagian dari ilmu. (Imam Ja’far ash-Shaddiq)

Orang yang Paling Tertipu dan Lemah

Orang yang paling tertipu ialah mereka yang selalu melanggar apa yang Allah benci, namun mereka selalu memohon kepada-Nya agar dikaruniai apa yang mereka sukai dan kehendaki. Orang yang lemah ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya, namun tetap mengharapkan ampunan dan kebaikan dari Allah. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Menghormati Orang-Orang Shalih

Tatkala orang-orang shalih disebut, turunlah rahmat. Siapa yang hanya hafal persengketaan, saling hasad, dengki, marah dan syahwat tanpa menyadari hal yang menjadi keutamaan mereka, ia tidak akan mendapatkan taufik Allah Swt dan ia akan masuk ke dalam ghibah yang akan menyimpangkannya dari kebenaran. (Imam Sufyan ats-Tsaury)

Mengedepankan Akal

Dunia ini menjadi arena ujian dan cobaan, maka hendaklah akal dikedepankan. Barangsiapa yang menyerah pada hawa nafsunya, ia akan sangat mudah celaka. (Imam Ibnu al-Jauzy)
Barangsiapa yang akalnya lebih kuat daripada watak pribadinya dan bisa menguasainya, ia akan selamat. Sebaliknya, jika terkalahkan, celakalah ia. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Akibat Berbuat Maksiat

Maksiat ibarat makanan yang ditelan oleh orang yang lapar, namun ia tak pernah merasa kenyang, malah membuatnya semakin lapar. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Akibat Suka Berbohong

Hukuman paling pertama bagi orang yang berbohong dari kebohongannya adalah dia tetap dianggap bohong ketika ia bersikap jujur. (Imam Abdullah bin al-Mubarak)

Akibat Terus-Menerus Berbuat Dosa

Dosa terburuk yang akan berujung pada siksaan maha berat ialah terus-menerus berbuat dosa. Sang pelaku kemudian berpura-pura istighfar, berpura-pura shalat, dan memperbanyak ibadah. Ia mengira bahwa kepura-puraan itu berguna bagi dirinya. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Baik Kepada Khaliq

Tatkala seorang hamba hanya baik kepada makhluk tetapi tidak baik kepada Sang Khaliq, akan terbaliklah keadaan dirinya. Yang memujanya akan mencelanya. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Berjuang Melawan Hawa Nafsu

Andai tiada medan perjuangan terhadap nafsu, niscaya takkan terealisasi pendakian para penempuh jalan menuju Allah. (Imam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari)

Kendala yang Dihadapi Orang yang Menuju Allah
Kendala pertama yang dihadapi oleh orang yang menuju Allah adalah kendala ilmu (Imam al-Ghazali)

Mencintai Nabi Saw.

Mungkin kau menganggap, dengan mengikuti sejarahnya (Nabi Saw.) dari kelahiran hingga wafatnya, berarti kau telah mempelajari kehidupan Nabi Muhammad Saw., tetapi ini kesalahan besar. Kau tak akan pernah benar-benar memahami Sirah kecuali kau mempelajari kitab suci al-Quran dan Sunnah yang murni. Seberapa banyak yang kau pelajari dari sumber-sumber itu, akan menunjukkan seberapa dekat hubunganmu dengan Rasulullah Saw.. (Syaikh Muhammad al-Ghazali)

Orang yang Menunjukkan Aib Kita

Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada mereka yang menunjukkan kepada kita aib dan kekuarangan diri kita. (Umar bin Khaththab Ra.)

Akibat Panjang Angan-Angan

Tidaklah seseorang memiliki panjang angan-angan, melainkan amalnya menjadi buruk. (Imam Hasan al-Bashri)

Buah dari Mengendalikan Hawa Nafsu

Anda akan merasakan bahwa mengendalikan hawa nafsu memiliki kenikmatan-kenikmatan yang tiada terkira. Kenikmatan itu akan semakin terasa ketika nafsu semakin kuat dan keras ditekan. Orang yang bisa mengatasi gejolak hawa nafsunya pantaslah dimuliakan dan disebut pemenang. Sebaliknya, seseorang yang dikalahkan hawa nafsunya menjadi pecundang yang sangat hina. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Hendaklah Anda ingat, tatkala Anda bisa menekan hawa nafsu, akan banyak hikmah dan keselamatan yang Anda peroleh dari kekuatan kesabaran dalam menghadapi gejolak nafsu. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Instrospeksi Diri
Kekurangan dan kelebihan seseorang akan tampak jika kita terus-menerus menginstropeksi diri. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Jangan Berputus Asa

Janganlah berputus asa karena ia bukan akhlak kaum muslimin. Hakikat hari ini adalah impian hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan hari esok. Kesempatan masih luas dan unsur-unsur kebaikan masih kuat dan besar dalam jiwa kalian yang mukmin, meskipun tertutupi oleh berbagai fenomena kerusakan. Yang lemah tidak selamanya lemah, dan yang kuat tidak selamanya menjadi kuat. (Imam Hasan al-Banna)

Akibat Berbuat Maksiat

Rasanya ada orangtua yang tidak lagi dihormati di masa tuanya, hingga ia merasa begitu resah. Ia tidak tahu bahwa hal itu diakibatkan dosa-dosanya di masa muda. Jika Anda melihat suatu siksaan menimpa, ketahuilah bahwa itu diakibatkan oleh dosa-dosa. (Imam Ibnu al-Jauzy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar